Berdasarkan hasil Skripsi dari
Khaerunnisa Said, Mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2012 dengan
judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA
PT.BANK SYARIAH MANDIRI (PERIODE
2001-2010)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga yang
mendapatkan izin untuk mengerahkan dana yang berasal dari masyarakat berupa
simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat berupa pinjaman,
sehingga bank berfungsi sebagai perantara antara penabung dan pemakai akhir,
rumah tangga dan perusahaan.
Bank berdasarkan syariah islam atau
Bank Islam atau Bank Syariah adalah suatu lembaga perbankan yang menggunakan
system dan operasional berdasarkan syariah islam. Dalam operasinya, bank islam
menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya yang sesuai dengan syariah
islam.
Kehadiran bank syariah di
tengah-tengah perbankan konvensional adlah untuk menawarkan sistem perbankan
alternatif bagi umat islam, yang selama ini menikmati pelayanan perbankan
dengan sistem bunga. Namun sejak tahun
1992 umat islam sudah dapat menikmati pelayanan jasa bank yang tidak
menggunakan sistem bunga, yaitu setelah didirikannya Bank Syariah Indonesia
yang menjadi bank syariah umum terbesar di Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi pembiayaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang tajam.
Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan
ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil yaitu mudharabah dan
musyarakah hingga akhir tahun 2010.
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai
kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Dari laporan keuangan, maka akan
diketahui tingkat kinerja suatu bank (sehat atau tidak sehat). Untuk mengetahui
sehat atau tidak sehat dapat dianalisi melalui aspek yang dilakukan oleh Bank
Indoneisa, yaitu CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity).
PT. Bank Syariah Mandiri secara
berkesinambungan terus melakukan evaluasi dan perbaikan terutama dibidang
pelayanan, pengembangan produk, fungsi pemasaran serta pengembangan jaringan
kantor, agar mampu mewujudkan visi
sebagai bank terpercaya,menjadi kebanggan masyarakat serta mampu menunjang
pembangunan daerah. Mengingat fungsi, posisi dan peranan PT. Bank Syariah
Mandiri di tengah-tengah masyarakat yang begitu strategis, maka kepentingan
akan pengukuran tingkat kesehatannya mejadi begitu penting agar dikemudian hari
PT. Bank Syariah Mandiri lebih dapat diterima di masyarakat dan tetap dipercaya
oleh kalangan pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan keuangan bisnisnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadirumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank dengan
Menggunakan Metode CAMEL pada PT Bank Syariah Mandiri (Periode 2001-2010)?
C.
Batasan
Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang
diharapkan, maka permasalahan dibatasi pada :
1. Data
yang digunakan, yaitu laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) pada PT
Bank Syariah Mandiri dari tahun 2001-2010,
2. Mengingat data
yang diperoleh mengenai bank
kurang lengkap, maka peneliti
membatasi pada aspek Capital, Assets, Earning, dan Liquidity, karena aspek
Management menggunakan pertanyaan dan memiliki standar poin setiap
pertanyaan, maka untuk
aspek Manajemen peneliti menggunakan nilai maksimum
3. Penelitian
ini dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri.
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat
kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri pada tahun 2001-2010.
E.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu :
1.
Bagi Penulis
Melatih ketajaman analisis dan meningkatkan
khasanah ilmu pengetahuan terhadap kondisi riil yang terkait dengan disiplin ilmu manajemen
yaitu tentang kesehatan Bank.
2.
Bagi Akademis
Dapat digunakan sebagai sumber informasi
atau dapat dipakai sebagai data sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran
tentang peran dan fungsi manajemen keuangan, khususnya dalam salah satu fungsi
yaitu mengetahui kesehatan Bank.
3.
Bagi Bank Syariah Mandiri
Dari hasil penelitian ini, dapat
digunakan sebagai masukan kepada pihak pimpinan PT Bank Syariah Mandiri untuk
mengevaluasi kinerja bank, khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan
bank.
F.
Kajian
Teori
1.
Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.
(Kasmir, 2002:11)
2.
Pengertian
Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan
prinsip-prinsip syariah..
3.
Ciri-ciri
Perbnkan Syariah
a. Beban
biaya yang disepakati besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan
untuk tawar menawar dalam batas wajar.
b. Penggunaan
persentase dalam kewajiban melakukan
pembayaran selalu dihindari,.
c. Di
dalam kontak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan
berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka.
d. Pengerahan
dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan dianggap sebagai titipan
(al-wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan
sebagai penyertaan dana pada proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang
pasti.
e. Dewan
Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank dari
sudut syariahnya.
f. Fungsi
khusus Bank Syariah yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan
bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu
apabila dana diambil pemiliknya.
4.
Prinsip
Bank Syariah
Prinsip utama operasional bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah hukum islam yang bersumber dari Al Qur‟an
dan Al Hadits. Kegiatan operasional bank harus memperhatikan perintah dan
larangan dalam Al Qur‟an dan Sunnah Rosul Muhammad Shallallahu „Alaihi
Wasallam. Larangan utama berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan
sebagai Riba.
5.
Fungsi
dan Peran Bank Syariah
a. Manajer
investasi
b. Investor
c. Penyedia
jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran
d. Pelaksanaan
kegiatan sosial
6.
Sumber
Dana Bank Syariah
1. Modal
inti (core capital)
Pada umumnya
dana modal inti terdiri dari :
a) Modal yang
disetor oleh para pemegang saham
b) Cadangan
c) Laba ditahan
2. Kuasi ekuitas
(mudharabah account)
Bank menyediakan
jasa bagi para investor berupa :
a) Rekening
investasi umum
b) Rekening
investasi khusus
c) Rekening
Tabungan Mudharabah
3. Titipan (wadi’ah)
atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)
7.
Laporan
Keuangan
Laporan keuangan (financial statement)
menyimpulkan kegiatan dalam setiap bidang fungsional. Neraca mewakili
kesimpulan tentang keputusan manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang
fungsional dan pernyataan Laba-Rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan
laba (profitability) dari keputusan-keputusan manajemen selama periode
tertentu.
8.
Unsur
Laporan Keuangan
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Penghasilan
5. Beban
9.
Laporan
Keuangan Bank Syariah
a. Laporan
Posisi Keuangan (Neraca)
b. Laporan
laba-rugi
c. Laporan
Arus Kas
d. Laporan
Perubahan Modal Pemilik dan laporan laba ditahan
e. Laporan
Perubahan Investasi Terbatas
f. Laporan
sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan (apabila bank bertanggung
jawab atas pengumpulan dan pembagian zakat)
g. Laporan
sumber dan penggunaan dana qard
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Analisis Kinerja Bank
a)
Analisis Rasio
Likuiditas
Analisis
rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh
tempo. Beberapa rasio likuiditas yang
sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun
bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam membayar kembali simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik dengan
menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktik
akan dapat mempengaruhi profitabilitasnya. Cash ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut :

b. Reserve Requirement
Reserve requirement atau
lebih dikenal juga dengan likuiditas wajib minimum adalah suatu simpanan
minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua
bank. Sejak tahun 1997 besarnya Reserve Requiment (RR) menjadi 5 %. Untuk
mengetahui besarnya Reserve requirement dapat menggunakan perbandingan
berikut :

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah rasio antara
seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan
sebagai berikut :

Loan to deposit ratio tersebut
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar.
1. Untuk rasio LDR sebesar 110 % atau
lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak
sehat.
2. Untuk rasio LDR dibawah 110 % diberi
nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
Sebagian praktisi
perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu
bank adalah sekitar 80 %. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 % dan 100
%.
d. Loan to Asset Ratio
Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank
yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki bank.
Semakin tinggi rasio
ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.

e. Rasio Kewajiban Bersih Call Money
Persentase dari rasio
ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva
lancar atau aktiva yang paling likuid. Jika rasio ini semakin kecil nilainya,
likuiditas bank dikatakan cukup baik karena bank segera menutup kewajiban dalam
kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang dimilikinya.

b) Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat
untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
a. Return
on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

b. Return
on Equity (ROE)
ROE adalah
perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Rasio ROE ini merupakan
indicator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembayaran dividen.
c. Rasio
Maya (Beban) Operasional
Rasio biaya
operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah
bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya
dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh
biaya bunga dan hasil bunga.
d. Net
Profit Margin (NPM) Ratio
Net profit
margin adalah rasio yang
menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Rasio NPM mengacu
kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan
pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai risiko, seperti risiko
kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), bunga (negative spread),
kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas), dan lain-lain.
c) Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis
rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas bank.
a. Capital
Adequacy Ratio (CAR)
capital
adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai beikut :

b. Debt
to Equity Ratio
Rasio
ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal
bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :

c. Long
Term Debt to Assets Ratio
Rasio
ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank yang
dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang.

II.
Metode
CAMEL
Salah
satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL.
Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut :
1. Capital
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah
satu Bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequacy
Rasio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang
menurut resiko (ATMR).
2. Assets
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank.
Rasio yang diukur ada 2 macam yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
3. Management
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum.
Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan.
4. Earning
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini
didasarkan kepada 2 macam yaitu :
a. Rasio laba terhadap
total asset (Return on Assets)
b. Rasio beban
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
5. Liquidity
Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank
didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu :
a.
Rasio
jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar dan yang
termasuk aktiva lancar adalah Kas, Giro pada BI, Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang sudah diendos oleh bank lain.
b.
Rasio antara kredit terhadap dana yang
diterima oleh Bank.
Penilaian
Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL
Uraian
|
Yang Dinilai
|
Rasio
|
Nilai Kredit
|
Bobot
|
Capital
|
Kecukupan Modal
|
CAR
|
0 s/d max 100
|
25 %
|
Assets
|
Kualitas Aktiva Produktif
|
BDR
CAD
|
Max 100
Max
100
|
25 %
5 %
|
Management
|
Kualitas Manajemen
|
Manajemen Modal
Manajemen Aktiva
Manajemen Umum
Manajemen Rentabilitas
Manajemen Likuiditas
|
Total Max 100
|
25 %
|
Earnings
|
Kemampuan Menghasilkan Laba
|
ROA
BOPO
|
Max 100
Max
100
|
10 %
|
Liquidity
|
Kemampuan Menjamin Likuiditas
|
LDR
NCM/CA
|
Max 100
Max
100
|
10 %
|
Jenis data yang digunakan adalah
data sekunder. Data sekunder diambil dari Laporan Keuangan bank yang
dipublikasikan dari tahun 2001-2010. Laporan keuangan bank yang digunakan
adalah Neraca dan Laporan laba-rugi. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode CAMEL.
Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank terhadap
masing-masing faktor atau komponen dalam CAMEL dapat digolongkan menjadi 4
(empat) predikat dengan criteria sebagai berikut :
1. Capital (Permodalan)
Kreteria Penilaian Capital Adequeency Ratio (CAR)
Nilai Kredit
|
Predikat
|
> 8 %
|
Sehat
|
7,9 – 8 %
|
Cukup Sehat
|
6,5 - < 7,9 %
|
Kurang Sehat
|
< 6,5 %
|
Tidak Sehat
|
2. Asset (Kualitas Aktiva
Produktif)
Kreteria
Penilaian Rasio Aktiva Produktif
Nilai Kredit
|
Predikat
|
< 10,35 %
|
Sehat
|
10,35 – 12,60 %
|
Cukup Sehat
|
12,61 – 14,85 %
|
Kurang Sehat
|
>14,86 %
|
Tidak Sehat
|
Kreteria
Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Nilai Kredit
|
Predikat
|
> 81,0 %
|
Sehat
|
66,0 – 81,0 %
|
Cukup Sehat
|
51,0 – 66,0 %
|
Kurang Sehat
|
< 51,0 %
|
Tidak Sehat
|
3. Manajemen
Aspek
manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak dapat
menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia
diproyeksikan dengan Net Profit Margin (Rumus 9). Data yang berhubungan
dengan aspek manajemen tidak dapat diperoleh hanya dengan menggandalkan dari
dat publikasi bank, tetapi harus melalui survey kuisioner dan wawancara. Di
Indonesia hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan saja yang dapat
mengetahuinya.
4. Earning (Rentabilitas)
Kreteria Penilaian Return on Asset (ROA)
Nilai Kredit
|
Predikat
|
> 1,22 %
|
Sehat
|
0,99 – 1,21 %
|
Cukup Sehat
|
0,77 – 0,98 %
|
Kurang Sehat
|
< 0,76 %
|
Tidak Sehat
|
Kriteria Penilaian Rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Nilai Kredit
|
Predikat
|
< 93,52 %
|
Sehat
|
93,52 – 94,73 %
|
Cukup Sehat
|
94,73 – 95,92 %
|
Kurang Sehat
|
> 95,92 %
|
Tidak Sehat
|
Kreteria Penilaian Rasio Alat Likuiditas
terhadap Hutang Lancar (NCM-CA)
Nilai Kredit
|
Predikat
|
>4,05 %
|
Sehat
|
3.30 – 4,049 %
|
Cukup Sehat
|
2,55 – 3,29 %
|
Kurang Sehat
|
< 2,54 %
|
Tidak Sehat
|
Kreteria Penilaian Loan to Deposito Ratio (LDR)
Nilai Kredit
|
Predikat
|
< 94,755 %
|
Sehat
|
94,755 – 98,75 %
|
Cukup Sehat
|
98,75 – 102,25 %
|
Kurang Sehat
|
> 102,5 %
|
Tidak Sehat
|
III.
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
i.
Analisis
Data
Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT
Bank Syariah Mandiri periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 yang digunakan
untuk menganalisis kesehatan bank tersebut.
a) Capital (Permodalan)
Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara Rasio Modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Sehingga CAR Bank Syariah
Mandiri selama tahun 2001-2010 adalah sebagai berikut :
Perhitungan Capital Asset Ratio (CAR)
(dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Total Modal (Rp)
|
ATMR (Rp)
|
CAR (%)
|
2010
|
2.020.615
|
17.603.874
|
11,47
|
2009
|
1.600.459
|
11.635.880
|
13,75
|
2008
|
1.208.428
|
9.058.838
|
13,33
|
2007
|
811.376
|
6.682.006
|
12,14
|
2006
|
697.230
|
5.533.802
|
12,59
|
2005
|
613.524
|
5.665.285
|
10,83
|
2004
|
523.698
|
5.519.152
|
9,49
|
2003
|
455.025
|
669.457
|
67,97
|
2002
|
422.583
|
341.507
|
123,74
|
2001
|
442.965
|
2.372.596
|
18,67
|
Hal
ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio CAR Bank Syariah Mandiri
mengalami fluktuasi.
Nilai
Kredit Faktor CAR
Tahun
|
CAR (%)
|
Nilai Kredit
|
Nilai Maksimum
|
Bobot Rasio CAR (%)
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
11,47
|
115,7
|
100
|
25
|
25
|
2009
|
13,75
|
138,5
|
100
|
25
|
25
|
2008
|
13,33
|
134,3
|
100
|
25
|
25
|
2007
|
12,14
|
122,4
|
100
|
25
|
25
|
2006
|
12,59
|
126,9
|
100
|
25
|
25
|
2005
|
10,83
|
109,3
|
100
|
25
|
25
|
2004
|
9,49
|
95,9
|
95,9
|
25
|
24
|
2003
|
67,97
|
680,7
|
100
|
25
|
25
|
2002
|
123,74
|
1238,4
|
100
|
25
|
25
|
2001
|
18,67
|
187,7
|
100
|
25
|
25
|
Oleh
karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio CAR pada tahun 2001
hingga 2010 kecuali pada tahun 2004 diatas diakui sebagai 100.
Berdasarkan
hasil perhitungan Rasio Permodalan pada tahun 2001-2010 menunjukkan nilai
kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Syariah
Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
b) Asset (Kualitas Aktiva Produktif)
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
(dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Aktiva Produktif Diklasifikasikan (Rp)
|
Aktiva Produktif (Rp)
|
KAP (%)
|
2010
|
1.369.407
|
5.028.489
|
27,23
|
2009
|
2.865.845
|
4.539.169
|
63,13
|
2008
|
3.582.491
|
2.883.522
|
124,24
|
2007
|
4.405.653
|
1.875.394
|
234,91
|
2006
|
6.499.252
|
1.321.947
|
491,64
|
2005
|
574.435
|
1.929.712
|
29,77
|
2004
|
286.731
|
993.852
|
28,85
|
2003
|
91.010
|
891.622
|
10,21
|
2002
|
55.560
|
313.916
|
17,70
|
2001
|
28.817
|
196.600
|
14,65
|
Hal ini menunjukkan dari tahun 2001
hingga 2010 rasio KAP Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi.
Nilai
Kredit Faktor KAP
Tahun
|
KAP (%)
|
Nilai Kredit
|
Bobot Rasio KAP (%)
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
27,23
|
0
|
25
|
0
|
2009
|
63,13
|
0
|
25
|
0
|
2008
|
124,24
|
0
|
25
|
0
|
2007
|
234,91
|
0
|
25
|
0
|
2006
|
491,64
|
0
|
25
|
0
|
2005
|
29,77
|
0
|
25
|
0
|
2004
|
28,85
|
0
|
25
|
0
|
2003
|
10,21
|
12,29
|
25
|
20,48
|
2002
|
17,70
|
4,8
|
25
|
8
|
2001
|
14,65
|
7,85
|
25
|
13,08
|
Berdasarkan
hasil perhitungan Rasio KAP pada tahun 2001, 2002, 2004, 2005, 2006, 2007,
2008, 2009, dan 2010 menunjukkan nilai kredit KAP lebih kecil dari kriteria
penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
10,35% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut
dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2003 nilai
kredit KAP sebesar 12,29% berada diantara 10.36%-12,60% dan digolongkan dalam
kategori CUKUP SEHAT.
Perhitungan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
PPAP (Rp)
|
PPAPWD (Rp)
|
PPAP (%)
|
2010
|
1.384.716
|
1.377.515
|
100,52
|
2009
|
1.147.661
|
1.142.741
|
100,43
|
2008
|
589.347
|
585.990
|
100,57
|
2007
|
345.432
|
342.131
|
100,96
|
2006
|
267.577
|
266.153
|
100,53
|
2005
|
138.615
|
129.632
|
106,93
|
2004
|
94.231
|
93.278
|
101,02
|
2003
|
44.209
|
42.521
|
104,44
|
2002
|
45.392
|
38.345
|
118,38
|
2001
|
46.553
|
13.032
|
357,22
|
Nilai
Kredit Faktor PPAP
Tahun
|
PPAP (%)
|
Nilai Kredit
|
Nilai Maksimum
|
Bobot Rasio PPAP
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
100,52
|
100,52
|
100
|
5
|
5
|
2009
|
100,43
|
100,43
|
100
|
5
|
5
|
2008
|
100,57
|
100,57
|
100
|
5
|
5
|
2007
|
100,96
|
100,96
|
100
|
5
|
5
|
2006
|
100,53
|
100,53
|
100
|
5
|
5
|
2005
|
106,93
|
106,93
|
100
|
5
|
5
|
2004
|
101,02
|
101,02
|
100
|
5
|
5
|
2003
|
104,44
|
104,44
|
100
|
5
|
5
|
2002
|
118,38
|
118,38
|
100
|
5
|
5
|
2001
|
357,22
|
357,22
|
100
|
5
|
5
|
Oleh
karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio PPAP pada tahun 2001
hingga 2010 diatas diakui sebagai 100.
Berdasarkan
hasil perhitungan nilai kredit Rasio PPAP pada tahun 2001-2010 lebih besar dari
kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar 81% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam
kelompok SEHAT.
c) Management
Perhitungan Net Profit Margin (NPM)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Laba Bersih (Rp)
|
Pendapatan Operasional (Rp)
|
NPM (%)
|
Nilai Kredit
|
2010
|
418.519
|
3.334.613
|
12,55
|
12,55
|
2009
|
290.942
|
2.417.949
|
12,03
|
12,03
|
2008
|
196.415
|
2.037.375
|
9,64
|
9,64
|
2007
|
115.455
|
1.407.193
|
8,20
|
8,20
|
2006
|
65.480
|
1.079.545
|
6,06
|
6,06
|
2005
|
83.819
|
959.115
|
8,73
|
8,73
|
2004
|
103.446
|
686.315
|
15,07
|
15,07
|
2003
|
15.834
|
337.599
|
4,69
|
4,69
|
2002
|
29.061
|
197.899
|
14,68
|
14,68
|
2001
|
16.703
|
113.648
|
14,69
|
14,69
|
Hal
ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio NPM Bank Syariah Mandiri
mengalami fluktuasi.
d) Earning (Rentabilitas)
Perhitungan Return On Assets (ROA)
(dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Total Laba (Rp)
|
Total Aktiva (Rp)
|
ROA (%)
|
2010
|
568.732
|
32.481.873
|
1,75
|
2009
|
418.402
|
22.036.534
|
1,89
|
2008
|
284.084
|
17.065.937
|
1,66
|
2007
|
168.183
|
12.885.390
|
1,30
|
2006
|
95.236
|
9.554.966
|
0,99
|
2005
|
136.712
|
8.272.965
|
1,65
|
2004
|
150.421
|
6.869.949
|
2,19
|
2003
|
24.466
|
3.422.313
|
0,71
|
2002
|
43.427
|
1.622.303
|
2,68
|
2001
|
24.820
|
933.864
|
2,66
|
Hal
ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio ROA Bank Syariah Mandiri
mengalami fluktuasi. Kenaikan rasio ROA ini menunjukkan semakin baiknya
pengelolaan assets bank dalam menghasilkan laba.
Nilai Kredit Faktor ROA
Tahun
|
ROA (%)
|
Nilai Kredit
|
Nilai Maksimum
|
Bobot Rasio ROA
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
1,75
|
116,66
|
100
|
5
|
5
|
2009
|
1,89
|
126
|
100
|
5
|
5
|
2008
|
1,66
|
110,66
|
100
|
5
|
5
|
2007
|
1,30
|
86,66
|
86,66
|
5
|
4,3
|
2006
|
0,99
|
66
|
66
|
5
|
3,3
|
2005
|
1,65
|
110
|
100
|
5
|
5
|
2004
|
2,19
|
146
|
100
|
5
|
5
|
2003
|
0,71
|
47,33
|
47,33
|
5
|
2,3
|
2002
|
2,68
|
178,66
|
100
|
5
|
5
|
2001
|
2,66
|
177,33
|
100
|
5
|
5
|
Oleh
karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio ROA pada tahun 2001,
2002, 2004, 2005, 2008, 2009 dan 2010 diatas diakui sebagai 100. Maka rasio
yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
Perhitungan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
(dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Beban Operasional (Rp)
|
Pendapatan Operasional (Rp)
|
BOPO (%)
|
2010
|
1.593.254
|
3.334.613
|
47,77
|
2009
|
1.090.275
|
2.417.949
|
45,09
|
2008
|
964.387
|
2.037.375
|
47,33
|
2007
|
728.252
|
1.407.193
|
51,75
|
2006
|
523.224
|
1.079.545
|
48,46
|
2005
|
435.553
|
959.115
|
85,70
|
2004
|
545.672
|
686.315
|
79,51
|
2003
|
299.520
|
337.599
|
88,72
|
2002
|
165.017
|
197.899
|
83,38
|
2001
|
89.525
|
113.648
|
78,77
|
Hal
ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio BOPO Bank Syariah Mandiri
mengalami fluktuasi. Terjadinya penurunan rasio BOPO ini menunjukkan semakin
baiknya tingkat efisiensi yang dijalankan oleh bank bersangkutan. Semakin kecil
rasio BOPO suatu bank berarti usaha yang dijalankan oleh bank tersebut semakin
efisien karena dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan yang
memadai.
Nilai Kredit Faktor
BOPO
Tahun
|
BOPO (%)
|
Nilai Kredit
|
Nilai Maksimum
|
Bobot Rasio BOPO
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
47,77
|
652,87
|
100
|
5
|
5
|
2009
|
45,09
|
686,37
|
100
|
5
|
5
|
2008
|
47,33
|
658,37
|
100
|
5
|
5
|
2007
|
51,75
|
603,12
|
100
|
5
|
5
|
2006
|
48,46
|
644,25
|
100
|
5
|
5
|
2005
|
85,70
|
178,75
|
100
|
5
|
5
|
2004
|
79,51
|
256,12
|
100
|
5
|
5
|
2003
|
88,72
|
141
|
100
|
5
|
5
|
2002
|
83,38
|
207,75
|
100
|
5
|
5
|
2001
|
78,77
|
265,37
|
100
|
5
|
5
|
Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio BOPO
pada tahun 2001-2010 diatas diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan
nilai kredit Rasio BOPO pada tahun 2001-2010 lebih besar dari kriteria
penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
93,52% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri dikategorikan dalam kelompok
SEHAT.
e)
Liquidity
(Likuiditas)
Perhitungan Net Call Money to Current Assets (NCM-CA)
(dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Kewajiban Bersih (Rp)
|
Aktiva Lancar (Rp)
|
NCM-CA (%)
|
2010
|
490.108
|
7.687.614
|
6,37
|
2009
|
327.491
|
5.811.833
|
5,63
|
2008
|
173.685
|
3.709.613
|
4,68
|
2007
|
153.944
|
2.369.709
|
6,49
|
2006
|
131.776
|
1.879.185
|
7,01
|
2005
|
142.497
|
2.170.006
|
6,57
|
2004
|
230.000
|
1.227.593
|
18,74
|
2003
|
67.180
|
1.099.673
|
6,11
|
2002
|
8.006
|
381.344
|
2,10
|
2001
|
7.349
|
237.451
|
3,09
|
Hal ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio NCM-CA Bank
Syariah Mandiri mengalami fluktuasi. Terjadinya penurunan rasio NCM-CA ini
menunjukkan bahwa kewajiban bank lebih kecil dari tagihannya, sehingga semakin
besar penurunan yang terjadi menunjukkan semakin baiknya likuiditas yang
dimiliki.
Nilai Kredit Faktor NCM-CA
Tahun
|
NCM-CA (%)
|
Nilai Kredit
|
Bobot Rasio NCM-CA
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
6,37
|
93,63
|
5
|
4,68
|
2009
|
5,63
|
94,37
|
5
|
4,71
|
2008
|
4,68
|
95,32
|
5
|
4,76
|
2007
|
6,49
|
93,51
|
5
|
4,67
|
2006
|
7,01
|
92,99
|
5
|
4,64
|
2005
|
6,57
|
93,43
|
5
|
4,67
|
2004
|
18,74
|
81,26
|
5
|
4,06
|
2003
|
6,11
|
93,89
|
5
|
4,69
|
2002
|
2,10
|
97,9
|
5
|
4,89
|
2001
|
3,09
|
96,91
|
5
|
4,84
|
Berdasarkan
hasil perhitungan nilai kredit Rasio NCM-CA pada tahun 2001-2010 lebih besar
dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri
dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
Perhitungan Loan Deposit Ratio (LDR)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Kredit (Rp)
|
Dana Masyarakat (Rp)
|
LDR (%)
|
2010
|
23.875.010
|
29.340.245
|
81,37
|
2009
|
15.952.970
|
19.639.945
|
81,22
|
2008
|
13.132.153
|
15.070.604
|
87,13
|
2007
|
10.161.774
|
11.281.303
|
90,07
|
2006
|
6.715.676
|
8.225.953
|
81,64
|
2005
|
5.882.606
|
7.037.505
|
83,59
|
2004
|
5.331.794
|
5.725.009
|
93,13
|
2003
|
2.163.279
|
2.628.887
|
82,29
|
2002
|
1.140.982
|
1.117.423
|
102,11
|
2001
|
653.134
|
474.599
|
137,62
|
Hal
ini menunjukkan dari tahun 2001 hingga 2010 rasio LDR Bank Syariah Mandiri
mengalami fluktuasi. Terjadinya penurunan rasio LDR ini menunjukkan adanya
kenaikan dana yang disalurkan bank melalui pembiayaan.
Nilai Kredit Faktor LDR
Tahun
|
LDR (%)
|
Nilai Kredit
|
Nilai Maksimum
|
Bobot Rasio LDR
|
Nilai Kredit Faktor
|
2010
|
81,37
|
134,52
|
100
|
5
|
5
|
2009
|
81,22
|
135,12
|
100
|
5
|
5
|
2008
|
87,13
|
111,48
|
100
|
5
|
5
|
2007
|
90,07
|
99,72
|
99,72
|
5
|
4,98
|
2006
|
81,64
|
133,44
|
100
|
5
|
5
|
2005
|
83,59
|
125,64
|
100
|
5
|
5
|
2004
|
93,13
|
87,48
|
87,48
|
5
|
4,37
|
2003
|
82,29
|
130,84
|
100
|
5
|
5
|
2002
|
102,11
|
51,56
|
51,56
|
5
|
2,58
|
2001
|
137,62
|
0
|
0
|
5
|
0
|
Oleh karena nilai kredit maksimum 100,
maka nilai rasio LDR untuk tahun 2003, 2005, 2006, 2008, 2009, dan 2010 diakui
sebesar 100. Sedangkan untuk tahun 2001 karena nilai rasio lebih dari 115%
yaitu sebesar 137,62% maka nilai kreditnya 0. Berdasarkan hasil perhitungan
Rasio LDR pada tahun 2001, 2002, dan 2004 lebih kecil dari kriteria penilaian
tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,75% maka
rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut dikategorikan dalam
kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 nilai Rasio LDR
berada diantara 98,75%-102,25% dan dikategorikan dalam kelompok KURANG
SEHAT. Dan tahun 2003, 2005, 2006, 2009, dan 2010 nilai Rasio LDR
>102,5% tergolong TIDAK SEHAT.
5.3 Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL
Predikat Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit
|
Predikat
|
81 – 100
|
Sehat
|
66 – <81
|
Cukup Sehat
|
51 – <66
|
Kurang Sehat
|
0 <51
|
Tidak Sehat
|
Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah
Mandiri
Tahun
|
Nilai CAMEL
|
Predikat
|
2010
|
74,68
|
Cukup Sehat
|
2009
|
74,71
|
Cukup Sehat
|
2008
|
74,76
|
Cukup Sehat
|
2007
|
73,95
|
Cukup Sehat
|
2006
|
72,94
|
Cukup Sehat
|
2005
|
74,67
|
Cukup Sehat
|
2004
|
72,43
|
Cukup Sehat
|
2003
|
92,47
|
Sehat
|
2002
|
80,47
|
Sehat
|
2001
|
82,92
|
Sehat
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Lukman (2009 : 114-122), untuk menganalisis kinerja suatu
bank dapat berbagai macam cara seperti analisis rasio likuiditas dengan cara
Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio dan Rasio Kewajiban
Bersih Call Money. Lalu Analisis rasio rentabilitas dengan cara Return on
Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Rasio Maya (Beban) Operasional dan Net
Profit Margin (NPM) Ratio. Analisis rasio solvabilitas dengan cara Capital
Adequacy Ratio (CAR) , Debt to Equity Ratio
dan Long Term Debt
to Assets Ratio.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek
CAMEL PT Bank Syariah Mandiri dari tahun 2001 adalah SEHAT, tahun 2002
adalah SEHAT, tahun 2003 adalah SEHAT, tahun 2004 adalah CUKUP
SEHAT, tahun 2005 adalah CUKUP SEHAT, tahun 2006 adalah CUKUP SEHAT,
tahun 2007 adalah CUKUP SEHAT, tahun 2008 adalah CUKUP SEHAT, tahun
2009 adalah CUKUP SEHAT, dan tahun 2010 adalah CUKUP SEHAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar